UPDATE TWITTER VIA SeLiMuT

Laman

Sabtu, 13 Agustus 2011

SeLiMuT bukber.. :D

hmmm... kemarin, tanggal 12 Agustus 2011 tepatnya hari jum'at, kami para SeLiMuT lovers mengadakan acara buka puasa bersama.

meskipun tidak semuanya ikut, tapi kami bersyukur masih bisa melaksanakan kegiatan tersebut.. ;) kami selalu berharap, acara ini bisa terus berlanjut entah sampai kapan. dan kita masih bisa selalu berkomunikasi satu dengan yang lainnya. tidak ada pertengkaran atau perpecaran diantara kita semua. Aminnn..

ini ada beberapa foto kita bareng2.. CEKIDOT!



ini foto cm diambil beberapa dari banyaaakk.. semoga berkenan bagi para pembaca dan para SeLiMuT Lovers,, :D





Jumat, 25 Maret 2011

Satu Tahun Lebih Perjalanan SeLiMuT

SeLiMuT. Kata-kata itu sangat akrab di telinga siswa-siswi SMAN 95 Jakarta sejak satu tahun lebih yang lalu. Kekompakkan dan kebersamaan yang mambuat nama SeLiMuT kian membesar. Terbukti dengan keadaan SeLiMuT yang sekarang semakin dekat dan kompak.

Teringat dibenak saya saat pertama kali nama SeLiMuT dicetuskan oleh seorang anak yang bernamaaaa...... eh nggak usah disebutin juga kali ya namanya. Nggak penting banget. Sebutin aja deh kasihan takut nangis. Namanya mmmmmmmmmmmmmmmm Luthfi #abaikan. Dialah semacam orang yang pertama kali menyebut kelas kita semasa kelas 10 itu SeLiMuT. Tepatnya disaat kita sedang MOS.

Kok SeLiMuT ya ? nggak ada nama yang lain gitu ? saya juga tidak mengerti apa yang terlintas dibenak seekor siswa itu sampai tercetuskan nama SeLiMuT. Yang jelas sih nama SeLiMuT itu memiliki arti. Artinya "SEPULUH LIMA IMUT-IMUT". Nggak terlalu penting nama ini atau itu. Yang penting bagi kami SeLiMuT bukanlah genk-genk sekolah yang berbuat onar, SeLiMuT itu suatu kelompok yang mementingkan kebersamaan dibandingkan kepentingan pribadi.

Satu tahun lebih kami menjalin persahabatan. Banyak suka duka yang kami alami didalam pertemanan di SeLiMuT. Tapi lebih banyakan sukanya sih dari pada dukanya. Atau bahkan sama sekali nggak ada dukanya. Mungkin saja bisa seperti itu. Soalnya SeLiMuT itu ngumpul sering  kalo ada event-event tertentu. Misalnya Jalan-jalan, bakar-bakar, makan-makan, dkk. Mungkin saat-saat sekarang SeLiMuT sudah jarang ngumpul. Mungkin dikarenakan mereka-mereka yang lain sudah mempunyai kesibukkan masing-masing jadi belum ada waktu untuk bisa berkumpul kembali.

Oh iya, SeLiMuT ini sudah ada 2 generasi. Generasi pertama itu angkatan 2009-2010. Itu angkatan saya dan teman-teman. Generasi yang kedua itu tahun 2010-2011. Itu generasi yang sekarang. Ada perbedaan yang signifikan antara SeLiMuT generasi pertama dan kedua. Generasi yang kedua itu tidak terlalu menggunakan prinsip SeLiMuT yang mementingkan kebersamaan dibandingkan dengan yang lainnya. Terlebih lagi nama SeLiMuT hanya digunakan oleh beberapa murid. Sebagian besar sih murid perempuan. Soalnya murid laki-lakinya yang generasi kedua pada SENGAK, BELAGU, NGGAK TAU ETIKA DAN MORAL, jadi mendingan nggak usah make nama SeLiMuT aja orang kayak gitu mah.

Ya itu saja yang bisa saya sampaikan tentang satu tahun lebih perjalanan SeLiMuT. Kurang labihnya mohon maaf. Kalo ada kata-kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan. Saya cuma berharap semoga SeLiMuT Generasi satu maupun dua bisa semakin kompak dan solid. Ammiiinn,, :)




Terimakasih.
SALAM HANGAT SELIMUT. :D

NB: tinggalin komen ya kalo udah baca. Thx Before. :)

Kamis, 24 Maret 2011

New Application : Update Twitter Via SeLiMuT

Kembali SeLiMuT membuat aplikasi baru yang berhubungan dengan dunia maya. Kalau sebelumnya SeLiMuT membuat aplikasi update status Facebook via SeLiMuT, nah sekarang update Twitter via SeLiMuT. Pembuat masih yang sebelumnya yaitu seseorang yang pintar, rajin, sopan, tidak sombong, pandai menabung dan sebagainya. Siapa lagi kalo bukan HERBI ZANTAKA :D .

Kalo kawan-kawan SeLiMuT Lovers mau menggunakan aplikasi ini, tinggal login Twitter dulu. Lalu lihat di bagian kiri paling bawah blog ini ada kotak seperti update status di Twitter. Nah, tinggal klik tulisan "Connect with Twitter", terus tinggal ikuti langkah-langkanya deh. Kalo udah konek ke Twitter kalian, ya tinggal ketik aja di kotak tadi kalo mau update status Twitternya lalu klik "Tweet". Mudah kan ? Mudah nggak ?! Mudah dong !.

Ya itu saja yang bisa kami sampaikan. Diharapkan dengan adanya aplikasi baru ini, kawan-kawan SeLiMuT Lovers bisa semakin dekat dengan produk-produk buatan SeLiMuT.
Kembali lagi ke postingan-postingan SeLiMuT yang selanjutnya. Oh iya ngomong-ngomong tentang Twitter, follow saya ya di @masivherbiz atau admin yang satunya lagi (admin yang males) di @LuthfiSelimut dan follow juga Twitter SeLiMuT di @SeLiMuT95. Tapi Twitter SeLiMuT jarang dibuka karena admin yang sering online males maen Twitter (sebut saja namanya Luthfi).

Sampai jumpa.
SALAM HANGAT SELIMUT :D

Senin, 21 Maret 2011

PERJUANGAN MENCARI CINTA SEJATI

Terlihat di sisi jalan, seorang anak berpakaian seragam putih merah berjalan menuju suatu sekolah. Tertulis di depan sekolah itu “SMP KARYA BANGSA”.
Ya, hari itu adalah hari pertama ajaran baru. Tentu saja banyak siswa yang baru lulus dari SD datang ke sekolah barunya. Heru Hairudin, begitulah tulisan yang ada di baju dada kanan seragamnya. Heru baru saja lulus dari Sekolah Dasar yang berada di samping sekolaha SMPnya sekarang. Sekolah Heru yang baru adalah sekolah yang telah lama menjadi impiannya untuk bisa belajar disitu.

**

Hari pertama Heru datang ke sekolah dengan begitu riangnya. Dengan badannya yang kecil, ia berbaris di depan barisan. Maklum, umur Heru 1 tahun lebih muda dari teman-temannya satu angkatan karena dia masuk SD baru berumur sekitar 5 setengah tahun.

**

Sorak-sorak ramai menyambut pembukaan MOS pada hari itu. Heru memperhatikan temannya satu persatu. Ketika pandangan Heru sampai ke depan barisan, terhenti sejenak pandangannya. Heru Melihat seorang wanita yang membuat Ia merasakan sesuatu yang telah lama ia pertanyakan.

CINTA

Wanita yang lucu, cantik dan imut itu membuat Heru jatuh cinta yang pertama dan pada pandangan yang pertama. mungki terlalu dini bagi Heru untuk mengenal arti dari cinta yang sebenarnya. yaaaaa mungkin ini masih cinta monyet belaka.

“hai?” Tanya Heru ditengah pidato Kepala Sekolah.
“iya” jawab wanita itu.

Heru melihat sebuah nama yang berada di seragam wanita itu.

ARLUNA SHINTA DAMADYA DEWI. Sejenak Heru bingung dengan nama yang begitu indah dan baru pertama kali dia dengar.

“nama kamu panjang banget?” Tanya Heru dengan alis agak naik keatas.
“iya, nggak tau tuh mama-papa. Ngasih nama aku panjang banget” jawab wanita itu dengan sedikit tersenyum.

“nama aku Heru” sambil menyodorkan tangan mengajak berkenalan.

“aku Arluna” sambil berjabat tangan dengan Heru.


“kita satu kelas ya?” Tanya Heru.
“ya iyalah, tuh liat aja papan nama kelas di depan kita” jawab Arluna sambil menunjukkan papan nama kelas bertuliskan 7-C.
“eh iya, aku lupa” seru Heru dengan pipi agak memerah.

**
Hari berganti hari. semakin hari hubungan Heru dan Arluna pun semakin dekat. Tak terasa sudah 5 bulan Heru “PDKT” dengan Arluna. Heru merasa sudah saatnya ia menyatakan perasaannya selama ini kepada Arluna.

Segara Heru mengambil hpnya dan menelpon Arluna untuk mengajak ia ketemuan. Tanpa disangka-sangka, Arluna mau. rasa senang Heru pun begitu meledak-ledak.

**

Malam itu di suatu taman dekat rumah Arluna, Heru menunggu dengan perasaan deg-degan dan resah menunggu kedatangan Arluna. Setangkai mawar merah sudah disiapkan Heru untuk “nembak” Arluna.

Tak berapa lama, Arluna datang. Tetapi dengan seorang laki-laki. Ternyata laki-laki itu adalah teman Heru dan Arluna satu kelas. Tomas namanya.

Segera Heru menanyakan kepada Tomas akan kehadirannya disitu.
“Lu ngapain disini Tom?” Tanya Heru dengan wajah sedikit agak bingung.

“gua nganterin cewek gua.” Jawab Tomas sambil menoleh kearah Arluna. “katanya dia mau ketemu ama elu. Emang ada apaan sih?”

Seketika badan Heru terasa lemas setelah mendengar perkataan itu. Heru tidak menyangka ternyata selama ini Arluna sudah ada yang punya. tetapi Aeluna tidak pernak bilang kepada Heru

“emang ada apaan Her?” tanya Arluna yang memecahkan keheningan Heru.

Dengan sedikit gugup Heru menjawab, “mmmmmmmmmm… enggak.. aku Cuma mau nanya, besok ada PR nggak yah?”

“enggak” jawab Arluna dengan wajah yang tampaknya bingung.
“oooh, yaudah aku pulang dulu ya Ar”

Heru langsung pergi dari taman itu dengan perasaan yang tidak karuan.


**

Di rumahnya, Heru merenung dan hanya terdiam setelah kejadian itu. Heru merasakan kepahitan di saat-saat cinta pertamanya. Mulai saat itu Heru bersumpah tidak akan ada lagi kata cinta di dalam pikirannya. Heru membuang jauh-jauh perasaan itu di dalam hatinya. Saat pertama adalah cerminan waktu ke depan. maka dari itu Herutidak ingin hal itu terjadi kembali pada dirinya.

**

Heru menjalani hari-harinya dengan penuh keceriaan kembali. Tapi sejak saat itu komunikasi antara ia dengan Arluna renggang. Begitu juga hubungan Heru dengan Tomas.
Tetapi setelah kelas 9, Heru sadar perbuatannya selama ini salah. Heru pun kembali berkomunikasi lagi dengan Arluna dan Tomas. Mereka pun menjadi sahabat sejati.



Tak terasa Heru dan teman-temannya sudah lulus dari SMP KARYA BANGSA. Kini Heru sudah masuk di sebuah sekolah SMA Negeri di pinggiran Jakarta. Dengan perasaan senang Heru masuk ke sekolah itu. Walaupun sebenarnya sekolah itu sama sekali bukan sekolah impian Heru.

Heru dapat tempat duduk di belakang. Tapi itu tak menjadi kendala baginya. Penglihatannya masih jelas. Tidak seperti temannya yang lain harus memakai kacamata jika duduk di belakang.

Hari pertama Heru tampak pendiam dan tenang. Begitulah Heru. Pemalu jika bertemu dengan teman baru. Tetapi setelah satu beberapa bulan bersekolah disana, sifat asli Heru mulai keluar. Periang, pembawa keceriaan dan selalu gembira setiap harinya. Kehadiran Heru membuat kelas menjadi berwarna.

Sesekali Heru berkumpul bersama teman-temannya yang pria. Sikap Heru berubah jika dalam obrolan mereka membicarakan soal cinta. Hati Heru sudah beku kurang lebih selama 2,5 tahun. Itu yang membuat hari-hari Heru penuh dengan keceriaan.

**

Terdengar suara banyak orang lalu-lalang. Heru sedang berada di suatu Mall yang berada di daerah Jakarta Selatan. Heru duduk di sebuah kursi di depan toko buku.

“praaakkk” . terlihat buku berantakan di lantai. Heru pun segera membantu membereskan buku itu.

“makasih ya” terdengar suara halus oleh telinga Heru. Ternyata suara itu dari wanita yang bukunya di bereskan oleh Heru. Wanita yang tingginya sama dengan Heru, berkulit putih, berambut agak panjang. Seketika Heru terkejut.

“sama-sama” jawab Heru dengan sedikit senyum

“nama kamu siapa?” tanya wanita itu.
“Heru” jawab Heru.
“nama aku Siska. Salam kenal ya” seru wanita itu.

“iya” jawab Heru.

“aku boleh minta nomer hp kamu nggak?” pinta Siska kepada Heru.
“ohh boleh boleh” jawab Heru dengan penuh antusias.

**

Setelah kejadiam itu, hubungan Heru dan Siska semakin dekat. Akhirnya Heru dan Siska pun “jadian” setelah beberapa minggu mereka saling mengenal lebih dekat.

**

“kring kring” terdengar suara handphone yang menerima panggilan. Sepertinya itu suara hp Heru. Terlihat nama panggilan “My Ayy”. Siapa lagi kalo bukan Siska.

Segera Heru mengangkat panggilan itu. “hallo”
“hallo” jawab siska
“ada apa ayy?” Tanya Heru
“mmmmm.. kamu mau nggak aku kenalin sama orang tua aku?” Tanya Siska dengan sedikit ragu.

“boleh juga tuh. Aku juga mau kenal orang tua kamu.” Jawab Heru dengan bahagianya.
“yaudah besok kita ketemuan ya di tempat biasa, terus kita ke rumah aku” Seru Siska

“siap bos.!!” Jawab Heru.


**

Heru dann Siska dalam perjalanan menuju rumanya Siska. Heru gugup. Terlihat dengan kakinya yang gemetaran membawa motor lamanya.

Sesampainya di rumah Siska, Heru kaget. Ternyata Siska ini anak orang konglomerat. Rumah Siska bagaikan istana yang begitu megahnya,. Heru merasa ragu untuk mau diperkenalkan oleh orang tuanya Siska. Heru minder. Karena Heru hanya anak biasa yang hidup dengan rumah yang sederhana. Tidak terlalu kaya. Heru takut orang tua Siska tidak merestui hubungannya dengan Siska.

“hai ma, hai pa?” salam Siska kepada kedua orangtuanya yang sedang asik mengobrol di ruang tamu
“eh anak papa baru pulang” jawab papa Siska.

“itu siapa Sis?” Tanya mama Siska.
“ohh iya, papa, mama, kenalin, ini pacar aku, namanya Heru”

“halo om tante, nama saya Heru” sapa Heru dengan penuh keramahan.
“ooooo Heru” jawab papa Siska dengan wajah sedikit sinis.

“duduk Her” suruh Siska kepada Heru.


Terlihat Siska dipanggil oleh papanya kedalam. Sedikit terdengar oleh Heru apa yang mereka bicarakan. Sepertinya ada perselisihan antara mereka. Tiba-tiba papa Siska duduk dekat Heru.

“rumah kamu dimana?” Tanya papa Siska kepada Heru
“di kampung seberang om, dekat kok dari sini” jawab Heru dengan senyum yang tiada hentinya. Berharap papa Siska sedikit ramah dengannya.

“kamu serius dengan anak saya?”
“serius om” jawab Heru dengan agak takut.

“emang kamu punya apa?” Tanya Papa Siska dengan nada suara yang tidak enak didengar.
“aku nggak punya apa-apa om. Aku bukan orang kaya. Aku serius sama Siska. Aku cinta sama Siska om” jawab Heru dengan wajah serius

“haa haa haaaa, hari gini cuuma modal cinta. Mau dikasih makan apa anak saya nanti kalau kalian sudah menikah. Kasih makan batu?” kata papa Siska sambil berdiri dari kursi tempat ia duduk.

“tapi om saya……”

“aaahhhh banyak omong kamu” sela papa Siska memotong perkataan Heru
“mendingan kamu sekarang pulang.!! Nggak usah deketin anak saya lagi.!! Ngerti!!!!!” suruh papa Siska dengan nada bicara yang tinggi.

“baik om” jawab Heru sambil berjalan menuju pintu keluar rumah.

Terlihat Siska begitu amat sangat sedih atas perbuatan Papanya terhadap Heru,. Siska tidak berani melawan apa yang telah dikatakan papanya. Siska sangat mencintai Heru, tatapi Siska juga tidak mau durhaka kepada orang tuanya.

**

Heru kini putus asa. Ternyata perasaan cinta yang ada di dalam hatinya lebih baik membeku ketimbang harus berakhir seperti ini. Heru sudah tidak mau lagi merasakan apa itu cinta. Meskipun sampai akhir hayatnya sekalipun. Tetapi tidak untuk cintanya kepada Siska. Heru rasa Siska adalah cinta sejatinya selama ini. Tetapi cinta sejati yang hanya dalam dunia hayalnya saja.

Heru tidak mau memperlihatkan keadaannya saat ini kepada teman-teman. Yang teman-temannya tau, Heru adalah sosok seorang yang selalu tersenyum dan membuat orang tersenyum setiap harinya. Jadi, Heru harus melupakan sejenak perasaannya yang suram itu.


Hari demi hari berlalu. Sedikit demi sedikit perasaan Heru yang tidak baik itu sudah hilang. Kini Heru merupakan Heru yang dulu lagi. Heru yang selalu tersenyum dan tertawa.

**

Semester dua telah Heru lalui. Kini saatnya masuk ke jenjang yang lebih serius dalam soal belajar. Naik kelas berarti berpisah dengan teman-temannya yang dahulu. Kini rasa kangen mulai terasa saat beberapa hari berpisah dengan teman-temannya di kelas 10-A. tetapi ada rasa kangen yang beda dalam hati Heru terhadap seseorang. Namanya Kirana Septiana. Setelah naik kelas, Heru merasa ada sesuatu rasa yang pernah Ia rasakan sebelumnya. Tetapi rasa itu sudah ia pendam dalam-dalam. Heru bingung terhadap apa yang sedang dialaminya kini. Heru mencoba menghindar dari perasaannya itu. Tetapi setiap ia melihat Kirana dekat dengan seorang pria, selalu ada rasa cemburu di dalam hatinya.
Heru berbisik dalam hatinya. Apakah rasa cinta itu dating lagi dalam hatinya. Heru tidak ingin berkenalan lagi dengan cinta. Yang ia rasa hanya kepahitan dan sakit hati jika harus berurusan dengan cinta.

Di dalam perlawanannya dengan perasaan cintanya terhadap Kirana, Heru merasa Kirana merupakan cinta sejatinya yang bukan sekedar hanya khayalan. Sinyal-sinyal kecil pun dapat Heru rasakan bahwa Kirana adalah cinta sejatinya. Tetapi berbanding terbalik dengan perasaan Kirana, Heru pun merasa Kirana menganggap Heru hanya sebatas teman. Tidak lebih.

Dalam hal ini Heru tidak berani untuk maju. Heru takut kejadian yang dia alami sebelumnya akan terjadi lagi kepadanya. Biarkan Heru menunggu waktu yang menjawabnya. Terus menunggu, menanti, menanti dan terus menanti hingga akhir hayatnya.


---------------------------------------------------------------------------------


Penantian Heru selama ini memang sia-sia. Kirana memang sama sekali tidak punya rasa cinta sedikitpun terhadap Heru. Kirana memiliki lelaki idaman yang mungkin lebih baik dari Heru. Heru merasa amat sangat sakit hati karena Heru menaruh harapan sangat besar terhadap Kirana, tetapi harapan Heru memang hanya sebuah harapan. Harapan yang tidak akan pernah menjadi kenyataan. Biarlah hanya Heru dan Tuhan yang tahu akan perasaannya terhadap Kirana.

Heru mencoba menjauh dari Kirana. Heru tidak ingin larut dalam harapan yang tiada pernah akan berakhir. Heru ingin berhenti berharap lebih ke Kirana. Kirana bukanlah cinta sejatinya. Kirana bukanlah tambatan hatinya. Kirana bukan tempat bersandarnya kapal cinta Heru. Kirana hanya sebuah ilusi dan terus menjadi ilusi bagi Heru. Ilusi yang membuat Heru berada di dalam kondisi yang dilemma.



**

Kini Heru sudah mendapatkan cintanya. Dialah Sazkia, cinta yang selama ini Heru cari. Heru sudah lelah jika harus mencari cintanya lagi. Heru berharap Sazkia adalah pencarian terakhirnya. Heru berharap Sazkia adalah cinta sejatinya. Cinta yang bias temaninya di saat suka dan duka. Cinta yang akan selalu bersama walau bumi terbelah dua. Cinta yang akan selalu tegar walau badai menerpa. Cinta yang aka selalu bersinar walau mentari dan bintang hilang tenggelam.

Cinta heru kepada Sazkia begitu besar. Tetapi cinta Heru terhadap Kirana tidak akan pernah pudar. Kirana adalah cinta yang tidak disadari dating dalam kehidupan Heru, sedangkan yang lain? Heru sendiri yang mengejar cinta itu. Nama Kirana akan selalu ada dalam hati Heru. Meskipun Kirana telah ada yang memiliki. Namun, Heru harus simpan perasaan itu, karena kini Heru telah memiliki Sazkia. Heru akan menyimpan perasaan itu sampai Tuhan mengijinkan Heru mengeluarkan kembali perasaan itu kepada Kirana.


**
Hubungan Heru dan Sazkia sudah berlangsung selama 1 minggu. Heru sudah merasa yakin akan cintanya kepada Sazkia. Heru lega sudah mendapatkan tambatan hati yang mungkin akan menemaninya hingga akhir hayatnya.

**
Hari ini adalah hari yang di tunggu oleh Heru. Hari ini adalah hari ulang tahun Sazkia. Tentu saja Heru sudah mempersiapkan kado istimewa untuk Sazkia.
Sepasang boneka beruang yang saling berpelukan bertuliskan nama mereka yang menjadi pilihan Heru sebagai kado untuk Sazkia. Heru tidak sabar menunggu malam hari.

**
Malam hari tiba. Bulan purnama bersinar terang dan bintang bertaburan di indahnya malam ini membuat Heru bersemangat untuk pergi ke pesta ulang tahun Sazkia.

Sesampainya di rumah Sazkia, heru segera menemui Sazkia.

“hai saz” sapa Heru di tengah keramaian pesta
“heru? Ngapain kamu disini? Katanya kamu nggak mau dating?” Tanya Sazkia dengan perasaan terkejut

“hehehe, masa aku nggak dateng. Aku Cuma bercanda kemaren”. Jawab heru dengan wajah agak sedikit mesem.

“ooohh, yaudah duduk gih tuh !” suruh Sazkia sambil menunjuk ke salah satu kursi di dekat mereka.

“oke deh”


Heru merasa ada yang aneh dengan tingkah laku Sazkia. Kali ini Sazkia seperti orang yang bingung. Heru berfikir ada sesuatu hal yang disembunyikan oleh Sazkia. Tetapi heru tidak terlalu menanggapi perasaannya itu dan menikmati suasana Pesta.


“Hey teman teman semua. Ngumpul dong !” teriak Sazkia dii tengah keramaian pesta.

Segera undangan yang hadir berkumpul mendekati Sazkia. Heru pun segera menyerobot kerumunan dan berdiri di dekat Sazkia.

“aku berterimakasih banget sama kalian yang udah dateng ke acara aku. Apalagi yang bawain kado untuk aku, hehehe,, makasih banget ya. Tapi maaf banget ya semua, kayaknya acara kali ini cukup sampe disini aja ya. Soalnya udah malem banget nih. Kasian teman-teman yang rumahnya jauh. Maaf banget yahh. “ ujar Sazkia

“huuuuuuuuuuuuuuuuuuuu” sorak undangan yang sedikit kecewa.

“maaf banget. Kalian boleh ambil kue dan lainnya yang ada. Lumayan buat dimakan di perjalanan. Sekali lagi, makasih banget yah untuk kalian yang udah mau dateng ke acara aku.” Ucap Sazkia menutup acara ulang tahunnya.



Undangan pulang dengan tertib. Di sisi lain, heru menghampiri Sazkia. Heru berniat untuk memberikan kadonya yang khusus untuk Sazkia.

“Saz, aku punya sesuatu nih untuk kamu, maaf kalo Cuma bias ngasih ini. Tapi ibi8 aku kasih dengan penuh cinta sama kamu” ujar Heru sambil menyodorkan kadonya yang telah terbungkus rapi ke Sazkia.

“sebelumnya aku minta maaf ya Her. Kayaknya aku nggak bias nerima ini. Dan kayaknya hubungan kita cukup sampe disini aja ya” jawab Sazkia sambil menolak pemberian Heru.

“kenapa Saz.?” Tanya Heru dengan perasaan yang amat sangat terkejut

“sebenernya aku udah punya pacar jauh sebelum kenal sama kamu. Akhir-akhir ini pacar aku bersikap kasar sama aku. Jadi aku berniat untuk cari pacar lagi yang lebih baik dari pada dia. Tapi hubungan aku dengan dia belum putus. Terus aku ketemu kamu dan akhirnya jadian. Tetapi kemarin pacar aku minta maaf sama aku dan berjanji nggak ngulangin lagi. Aku nggak bias ngebohongin perasaan aku. Aku masih sayang sama pacar aku. Aku juga sayang sama kamu, tapi nggak sesayaang aku ke pacar aku.” Ujar Sazkia

“jadi aku Cuma jadi pelarian kamu?” Tanya Heru ke Sazkia

“ya mungkin begitu. Maaf ya Her. Aku nggak bermaksud untuk bikin kamu sakit hati. Aku Cuma…….”

“yaudah lah kalo memang mau kamu begitu” sela heru ditengah penjelasan Sazkia.



Heru pun segera pulang dengan perasaan yang amat sangan hancur.



**

Dirumah Heru amat sangat sedih. Heru merasa terpukul atas kejadian tersebut. Her menyalahi dirinya sendiri karena sudah mengingkari sumpahnya sendiri yang tiddak ingin merasakan lagi apa itu cinta. Kali ini Heru berada dalam masa yang membuat heru terssiksa. Di kedaannya yang baru berada di masa-masa sekolah menengah atas, Heru sudah berkali-kali merasakan pahitnya cinta.

Heru kini menjadi stress dan depresi. Raut wajahnya yang semula selalu ceria, kini berubah menjadi datar dan bertatapan kosong.

Kini Heru telah membulatkan tekad dan tak akan lagi merasakan cinta meskipun sampai akhir hayatnya.




**
Dimata teman-teman, Heru dirasakan begitu berbeda. Kini Heru tampak pendiam dan pemurung. Hal ini pun dirasakan oleh Kirana. Kirana mencoba masuk ke masalah Heru dan mencoba mengembalikan Heru seperti dulu, Heru yang periang, pembawa keceriaan dan selalu tertawa.

***

Dari waktu ke waktu, heru pun kembali ke sifatnya yang dulu. Heru sudah melupakan kejadian-kejadian masa lalu yang buruk. Kini Heru menjalani kehidupannya dengan semangat. Tak ada lagi duka. Tak ada lagi lara. Dan tentu saja, tak ada lagi CINTA.


------------------------------------------------------------------------------------




Hari berganti hari. Minggu berganti minggu. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun.
Tak terasa Heru kini sudah dalam masa yang paling ia nantikan. Ya, Heru sudah lulus dari bangku SMA. Heru sangat senang bisa lulus dengan nilai yang memuaskan baginya. Heru pun berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kali ini Heru memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya. Sebenarnya berat hati Heru untuk meninggalkan teman-temannya sekarang. Heru merasa merekalah teman yang sesungguhnya. Tapi apa boleh buat, ini sudah menjadi cita-cita Heru sejak SMP. Tetapi Heru tidak ingin memberitahukan kepada teman-temannya akan hal ini. Heru takmau melihat teman-temannya semasa SMA itu sedih dan akan membuat Heru merasa bimbang.



**
1 minggu setelah pengumuman kelulusan, Heru sudah berkemas dan bersiap menuju bandara. Dalam perjalanan Her terlihat terdiam memikirkan teman-teman sejatinya yang akan ia tinggalkan. Tetapi itu harus Heru relakan demi mengejar apa yang telah ia cita-citakan

Sesampainya di bandara. Heru beserta keluarganya menunggu waktu keberangkatan. Terkadang Heru ingin memberi tahu teman-temannya akan hal ini melalui pesan singkat. Tapi biarlah waktu yang akan memberi tahu mereka.



**
20 menit sebelum keberangkatan. Heru bergegas berjalan menuju pesawat yang telah ditentukan di dalam tiketnya.


“Heruuuuuuuuu !”

Suara itu membuat Heru berhenti sejenak dan menoleh ke belakang. Heru terkejut melihat segerombolan orang yang ternyata itu adalah teman-temannya.

“weh Heru, lo mau kemana?” Tanya salah seorang teman Heru bernama Ahmad.
“mmmmmmmmmm gua mau keeeeeee…” jawab Heru dengan gugup dan bingung.
“mau kemana?” Tanya Ahmad lagi.
“sori sebelumnya gua nggak ngasih tau kalian. Kalian tau kan kita udah lulus dari SMA. Gua pengen ngelanjutin sekolah gua. Gua mau Kuliah. Dan gua mau kuliah di Jogja. Nggak ngapa-ngapa kan?” jawab Heru dengan perasaan yang amat sangat bersalah.

“ke Jogja? Yang bener lu?” Tanya dengan kagetnya teman Heru bernama Udin.
“Iya serius” jawab Heru untuk meyakinkan teman-temannya.

“terus kita gimana?” Tanya Maya, teman Heru juga.
“ya nggak gimana-gimana. Kalian kan harus lanbjutin pendidikan kalian juga dong. Masa kalah sama gua” seru Heru.

“emangnya lu nggak bisa kuliah di Jakarta apa?” Tanya Udin.
“ini udah jadi cita-cita gua dari SMP din. Mau bagimana lagi. Udah kepalang tanggung” jawab Heru
“yaudah kalo emang itu keputusan lo. Tapi jangan pernah lupain kita disini ya.” Ucap Mirna, salah satu teman Heru.
“pasti gua nggak bakal lupai kalian. Kalian itu teman gua. Bahkan sahabat sejati gua, nggak mungkin kalian gua lupain begitu aja.” Ujar Heru.
“okelah kalo begitu” jawab Udin.
“hahahaa.. eh kalian kok tau gua disini?” Tanya Heru kepada teman-temannya.
“kita denger aja dari temen-temen yang laen” jawab Nirmala, teman Heru.

“ooo yaudah. Makasih banget ya kalian udah mau kesini. Sebenernya aku nggak mau kalian tau. Eh malah ketauan. hehehe” seru Heru


“Heru ayo. Sebentar lagi kita mau Take Off” ujar ayah Heru yang membuyarkan suasana Heru dengan teman-temannya


“yaudah semuanya. Maaf ya kalo gua nggak bisa di Jakarta lagi. Mungkin kalo gua udah selesai kuliah, gua akan balik lagi ke Jakarta” ucap Heru



Mereka pun saling berjabat tangan dan mengucapkan salam perpisahan kepada Heru. Terlihat di wajah teman-teman Heru kesedihan yang amat sangat dalam atas perginya Heru. Heru pun turut larut dalam suasana itu.

Sesampainya di orang terakhir Heru sedikit terdiam. Terlihat raut wajah yang sangan sedih dari seorang wanita yang menurut Heru adalah wanita tercantik di dunia ini. Siapa lagi kalo bukan Kirana. Saat itu pula air mata Kirana jatuh.


“kok kamu nangis?” Tanya Heru kepada Kirana.
“aku nggak mau kamu pergi.” Jawab Kirana dengan nafas yang tersedu-sedu.
“tapi ini udah jalan aku. Aku udah pilih jalan ini. Mau nggak mau aku harus jalani semua ini. Meskipun aku harus relakan berpisah sama kamu dan teman-teman lainnya.” Ujar Heru.
“tapi nanti siapa lagi yang perhatian sama aku, siapa lagi yang selalu ingetin aku kalo aku ada salah, siapa lagi yang selalu dengerin semua masalah aku, siapan lagi yang selalu panggil aku cantik, siapa lagi yang selalu bikin aku ketawa tiap hari. Siapa lagi kalo bukan kamu?” ujar Kirana dengan air mata yang terus bercucuran.

“tapi aku Cuma sebentar disana. Kalo aku udah selesai kuliah, aku bakal balik kesini lagi.” Ucap Heru untuk meyakinkan Kirana.
“janji ya kamu balik lagi ke Jakarta?” pinta Kirana ke Heru.
“iya aku janji. Kamu kan sahabat aku yang paling baik bagi aku.” Jawab Heru.

Seketika Kirana langsung memeluk Heru untuk mengucapkan salam perpisahan. Heru tidak menyangka kalau kirana merasa sangat kehilangan selama Heru pergi. Dimata Kirana, Heru adalah sosok sahabat yang amat sangat berarti dan terbaik baginya.
Mereka pun larut dalam pelukan kesedihan. Heru yang biasanya seorang yang ceria, kini bercucuran air mata saat memeluk Kirana.

“udah jangan nangis mulu ya” ucap Heru sambil mengusap pipi Kirana yang basah akan air mata.
“iya iya” jawab Kirana.

Terdengar suara panggilan untuk penumpang pesawat untuk segera menempat kursi di pesawatnya masing-masing kare sebentar lagi pesawat akan berangkat.

“gua mau berangkat dulu ya. Makasih banget sekali lagi untuk kalian. Kalian memang sahabat gua yang terbaik. Bye bye kawan. I miss you all” ucap Heru kepada teman-temannya.

“ We miss You Too, Heru” ucap teman-teman Heru dengan serempak.




Heru telah menetapkan pilihan. Pilihan yang akan menentukan masa depannya. Mungkin ini akan terasa berat bagi Heru. Tapi setiap pilihan apapun pasti ada hal yang harus dikorbankan. Kali ini yang harus Heru korbankan adalah kedekatannya bersama teman-temannya semasa SMA. Masa yang amat sangat berarti bagi Heru.

Nama teman-teman Heru akan selalu terukir dan membatu dalam hati Heru. Terutama Kirana.


------------------------------------------------------------------------


Suasana yang sangat berbeda dirasakan Heru saat setelah sampai di Jogjakarta. Hasrat Heru utnuk menuntut ilmu di kota pelajar itu pun semakin tinggi. Kini Heru sudah memiliki target ke depannya nanti. Lulus sarjana ekonomi dan kembali ke Jakarta untuk memulai hidup yang sebenarnya.
Setelah menyetop taksi, Heru pun segera pergi ke rumah yang telah dipersiapkan sebelumnya di Jogja. Tepatnya di kota Sleman.

**
Aktifitas pertanian terlihat di sepanjang perjalanan Heru menuju rumah. Pemandangan seperti inilah yang selama ini Heru dambakan. Di Jakarta sudah penuh dengan gedung-gedung tanpa mengindahkan alam sekitar yang berdampak pada manusia juga.

Sampailah Heru di rumah barunya. Terlihat bangunan yang bernuansa Jogja. Ini akan menjadi rumah tinggal Heru selama di Jogja. Memang tidak seindah yang dibayangkan oleh Heru, tetapi rumah ini membuat Heru nyaman sekali ketika baru memasuki ruang tamu. Hawa sejuk dari udara sekitar membuat Heru semakin ingin beristirahat. Heru pun duduk di bangku ruang tamu.

Sejenak terlintas di pikiran Heru akan teman-temannya di Jakarta. Heru pun mengabarkan kepada teman-temannya bahwa ia sudah sampai di Jogja, tentunya melalui pesan singkat. Terlihat teman-teman Heru merindukan sosok seorang seperti Heru, padahal baru beberapa jam berpisah. agak “lebay” sih, tapi itulah mereka.

Sudah beberapa jam Heru dan teman-temannya saling berkiriman pesan singkat. Karena Heru lelah, akhirnya Heru pun tertidur dikala sedang asyik “sms-an”.

“Heruu, kalo mau tidur di kamar aja gih sana !” suruh Ibu Heru yang membuat Heru terbangun dari tidurnya.

“iya buuu” jawab Heru sambil beranjak dari sofa menuju kamar tidurnya.





**
Udara dingin pedesaan terasa menusuk tulang. Daun-daun hijau pun terbasahi akan titik-titik embun pagi. Ayam berkokok seolah-olah saling bersautan. Heru tertidur sangat lelap hingga baru pagi ini ia bangun. Segeralah ia pergi ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka.


“buset ! dingin amat ni aer” ucap Heru dengan logat kental betawinya.

Seketika Heru merasa segar karena terbasahi oleh dinginnya air pedesaan Jogja.
Pagi itu pun diawali Heru dengan berolahraga.




“Heeeerrr, ada telepon nih” ucap Ayah Heru.
“dari siapa yah?” Tanya Heru kepada ayahnya
“dari Mirna, temanmu di Jakarta” jawab ayah Heru.
“yaudah sini” ucap Heru sambil mengambil telepon genggam dari tangan ayahnya.


“halo Mir?” ucap Heru.
“Hallo Her” jawab Mirna
“ada angin apaan elu telpon gua? Tumben-tumbenan” Tanya Heru kepada Mirna
“mmmmmmm gua mau ngasih tahu elu sesuatu. Tapii…….” Jawab Mirna agak ragu.
“tapi apa? Yaudah sih ngomong aja” ucap Heru.
“tapi sabar bentar ya. Mmmmmmm semalem Kirana kecelakaan. Terus dia dirawat di rumah sakit. Sekarang dia koma Her.” Ujar Mirna.
“ahh elu jangan becanda lah” ucap Heru.
“gua serius Her. Nggak bohong” jawab Mirna.


Mendengar kabar dari Mirna, Heru pun langsung lemas dan hamper terjatuh. Heru terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Mirna. Heru sangat cemas dengan keadaan Kirana. Karena Kirana adalah orang yang paling penting kedua setelah ibu-bapaknya. Heru pun segera membicarakan perihal Heru ingin pergi ke Jakarta kepada orang tuanya. Orang tuanya pun setuju-setuju saja selama itu yang lebih penting bagi Heru. Heur pun segera mengemas barang-barangnya dan memesan tiket keberangkatan menuju Jakarta. Dan terpaksa uang Heru untuk membayar pendaftaran kuliah terpakai intuk membeli tiket pesawat. Bagi Heru apapun tak penting jika telah menyangkut masalah Kirana.


**
Kesokan harinya, Heru segera berangkat menuju Jakarta. Dengan perasaan yang tidak karuan Heru duduk di dalam pesawat dan menunggu hingga tiba di Jakata.

Setelah beberapa jam, akhirnya Heru sampai di Jakarta. Mirna pun telah menunggu Heru di bandara.

“Heruuu sini” ucap Mirna sambil memanggil Heru yang sedang mencarinya.
“dimana Kirana dirawat? Dimana?” Tanya Heru kepada Mirna.
“sabar dulu Her. Kirana dirawat di Rumah Sakit Budi Muliya” jawab Mirna.
“yaudah cepet kita kesana” ucap Heru.


Mereka pun segera pergi ke rumah sakit tempat Kirana dirawat dengan taksi.

Sesampainya disana, dengan gerak langkah cepat Heru berjalan menuju resepsionis untuk menanyakan dimana Kirana dirawat.

“Mba, ruangan pasien yang bernama Kirana Kirania ada di sebelah mana ya mba?” Tanya Heru
“Kirana Kirania di ruang 105” jawab Mba Resepsionis.

Tanpa berterimakasih, Heru segera berjalan menuju ruangan itu. Ya, karena Heru sangat gelisah dengan keadaan Kirana.



Sesampainya di ruangan yang bertuliskan 105 di atasnya. Heru melihat seseorang yang tergolek lemas melalui kaca di pintu masuk. Terlihat infusan menancap di lengannya dan juga nafasnya dibantu dengan alat Bantu bernafas.
Dengan langkah yang pelan, Heru memasuki ruangan itu dan menghampiri Kirana.
Sementara itu Mirna menunggu di luar.



“ kir kenapa kamu bisa kayak gini Kir. Aku nggak bias ngeliat kamu kayak gini Kir. Ayo Kir bangun. Banguuuuunn.” Ucap Heru sambil sedikit menggoyangkan tubuh Kirana berusaha membangunkan Kirana.

“ehhh Heru udah-udah. Kasihan tuh Kirana” ucap Mirna yang datang dari Luar.
“tapi gua mau Kirana bangun Mir” ucap Heru.
“iya tapi jangan begitu juga. Nanti juga Kirana siuman kok” jawab Mirna.
“tapi kalo dia nggak bangun-bangun gimana Mir?” Tanya Heru.
“ huss jangan ngomong kayak gitu dong. Kirana kan Cuma tidur sementara, nanti juga bangun. Sabar aja Her” jawab Mirna.
“Semoga aja ya Mir” ucap Heru.

“iya. Eh Her, kayaknya gua nggak bias lama-lama deh. Gua harus pulang nih. Elu gimana, belum dapet kos-kosan kan lu. Nginep dirumah gua aja ya.” Ujar Mirna.
“yaudah elu pulang aja Mir. Gua bakal nungguin Kirana sampe siuman” jawab Heru.

“ahh elu gila lu. Mau nungguin sampe siuman?” Tanya Mirna.
“iya gua bakal disini terus sampe Kirana bangun dari koma” jawab Heru.
“yaudah deh. Gua pulang dulu ya Her” ucap Mirna.
“iya., hati-hati di jalan ya” ucap Heru.
“iyaaaaa” jawab Mirna.



Terlihat dari wajah Heru, tampang yang sangat cemas. Her uterus memegang tangan Kirana sambil terus berdoa agar Kirana terbangun dari komanya. Semua ini Heru lakukan karena Heru menyayangi Kirana bukan hanya sekedar sahabat lagi, melainkan sesuatu yang lebih.




**
Sudah 41 haru berlalu. Sementara itu keadaan Kirana tidak memberikan tanda-tanda membaik. Heru selalu menemani di sampingnya. Sambil terus memegang tangannya dan berdoa kepada Tuhan agar segera bangun dari tidur panjangnya.
Sudah selama itu Kirana koma, orang yang menjenguknya pun banyak. Dari teman-teman sekitar rumahnya, teman-teman semasa SD, SMP dan SMAnya. Bahkan teman-teman satu ekskulnya semasa SMA pun pernah menjenguknya. Orang tuanya pun sering datang menjenguk Kirana. Karena Heru selalu ada menemani Kirana, maka orangtuanya pun mempercayai sepenuhnya Kirana kepada Heru.


Hari ke 42. seperti biasa Heru selalu memegang tangan Kirana sambil terus berdoa.

Terasa ada gerakan pelan di tangan Heru. Ternyata jari-jari lentik Kirana bergerak. Melihat akan hal ini, Heru pun seperti mendapat suatu harapan baru.


“Kir, Kir, Kirana” ucap Heru berusaha membangunkan Kirana.
“Heru?” Tanya Kirana yang sepertinya bingung.
“Kirana ! kamu udah siuman. Alhamdulillah. Akhirnya doa aku terkabul juga. Terimakasih ya Allah.” Ujar Heru yang tampaknya sangat senang sekali.
“hah? Siuman? Loh aku dimana nih?” Tanya Kirana.
“kamu abis kecelakaan 42 hari yang lalu terus kamu koma. Nah sekarang baru siuman.” Jawab Heru.
“42 hari? Selama itu” Tanya Kirana kepada Heru.
“iya.selama itu” jawab Heru.
“terus kamu disini terus kah?” Tanya Kirana.
“mmmmm sepertinya begitu” jawab Heru.
“makasih ya Her. Eh tapi kan kamu harusnya ada di Jogja. Kok kamu bias ada disini?” Tanya Kirana.
“aku dikasih kabar dari Mirna katanya kamu kecelakaan. Koma pula. Yaudah aku ke Jakarta deh mo jenguk kamu” jawab Heru.
“terus kuliah kamu?” Tanya Kirana.
“kayaknya aku mau kuliah disini aja deh. Di Jakarta. Biar terus sama kamu. Hehehe” jawab Heru.
“aku juga mau sama kamu terus” ucap Kirana.
“ahh yang bener?” Tanya Heru.
“iya. Masa aku bohong” jawab Kirana.

“mmm kalo gitu gimana kalo kamu jadi pacar aku? Biar kita bisa sama-sama terus.” Tanya Heru bermaksud untuk “nembak” Kirana.
“aku nggak mau” jawab Kirana.
“loh kenapa Kir?” Tanya Heru.
“aku nggak mau jadi pacar kamu. Yang aku mau, kamu yang jadi pacar aku. Gimana?” Tanya Kirana.
“boleh. Berarti kita sekarang udah resmi jadian dong?” Tanya Heru.
“menurut kamu apa?” jawab Kirana.

Mendengar jawaban Kirana, seketika itu pula Heru senyum-senyum kegorangan. Heru sama sekali tidak menyangka bahwa cintanya terhadap Kirana memang bukan sesuatu yang salah. Heru sangan senang sekali cintanya diterima oleh Kirana.


“tok tok tok”

Terdengar suara ketukan pintu yang cukup keras.

“permisi”
Terlihat seseorang berseragam putih masuk ke ruangan Kirana. Ternyata itu dokter yang biasa mengecek kesehatan Kirana.



“ahh si dokter ganggu aja” ucap Heru.
“ganggu apaan nih?” Tanya Dokter.
“nggak. Hehehee” jawab Heru.
“makin hari makin aneh aja kamu Her” ucap dokter.

“kalian sudah akrab ya?” Tanya Kirana.
“ya secara. Udah 42 hari aku disini. Dan dokternya ini lagi ini lagi. Aku juga udah bosen. Hahahaa piss dok” jawab Heru.

“wah nyari masalah. Hahahaa. Lah ni pasien udah siuman. Syukurlah. Yaudah dah di cek aja dulu kesehatannya.” Ucap dokter.

Dokter pun memeriksa bagaimana kesehatan Kirana setelah terbangun dari komanya.

“retakkan di kepala sudah membaik. kaki yang bengkak juga udah sembuh nih” ucap Dokter.
“jadi kapan dong Kirana bisa pulang?” Tanya Heru.
“ hari ini” jawab dokter.
“hari ini dok?” Tanya Heru.
“iya hari ini. Masa kemaren” jawab Dokter.

“yeeeeee. Yang, kamu udah bisa pulang hari ini” ucap Heru ke Kirana.
“eh kok kamu manggil aku Yang?” Tanya Kirana.
“kan baru jadian tadi. Biar mesra dikit. Hehehe” jawab Heru.
“oh iya. Aku lupa” ucap Kirana.


“ciieeeeeeee” ucap Dokter menyindir Heru dan Kirana.
“ihh Dokter apaan sih. Nggak jelas. Hahaha” ucap Heru.



Heru pun segera menelepon orangtua Kirana untuk menjemput Kirana pulang.
Setelah orangtuanya datang, Kirana pun pulang ke rumahnya sementara Heru kembali ke rumahnya yang dahulu di Jakarta.



**
Hari demi Hari berlalu dengan bunga cinta bersemi diantara Heru dan Kirana.
Tak terasa sudah 6 tahun mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Rasanya sudah saatnya untuk mereka memantapkan hubungan mereka dengan suatu ikatan resmi.
Mereka pun bersepakat untuk menikah.


Acara pernikahan mereka didatangi banyak orang. Mulai dari keluarga jauh dan kerabat dekat. Tak ketinggalan teman-temen mereka semasa SMA. Teman-teman Heru dan Kirana pun tak menyangka bahwa mereka akan menikah karena semasa SMA mereka adalah sahabat biasa tanpa ada tanda-tanda saling suka. Tapi kalo jodoh memang tak kemana.


Mereka pun menjalani kehidupan dengan penuh Cinta dan Kasih sayang. Selamanya.





--------------------------------------------------------------------------------




Pengalaman membuat Heru mengerti apa itu Cinta Sejati. Cinta sejati itu butuh perjuangan dan pengorbanan, bukan yang didapatkan hanya dengan mengatakan " I LOVE YOU ", bukan yang didapatkan dengan begitu mudahnya, bukan yang didapatkan ketika kita mambutuhkan cinta hanya sebagai pelariaan.



Maka dari itu Hargailah CINTA.








SELESAI









Sebagian Terinspirasi dari Kisah nyata

Herbi Zantaka